Makalah PTI Tentang Executive Support System / Executive Information System
TUGAS
PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI
Nama Penyusun :
Dedy Indra Setiawan(16753011)
Defta Alfiansyah(16753012)
Destu Kurniadi(16753016)
Edo Yulistama(16753018)
|
M. Reyhan Dirgantara(16753030)
M. Daffa Aliffandhana(16753031)
M. Andre Wira Aditya(16753034)
|
Kelas : Manajemen Informatika 1 A
Kelompok : 5
Politeknik Negeri Lampung
Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2016/2017
Daftar Isi
Kata
Pengantar.............................................................................. 2
Bab
1(Pendahuluan)................................................................. ..... 3
1.1
Latar Belakang................................................................... ..... 3
1.2
Rumusan Masalah................................................................... 6
1.3
Manfaat Penulisan................................................................... 7
Bab
II (Pembahasan)...................................................................... 8
2.1 Pengertian Sistem Informasi Eksekutif.................................. 8
2.2 Sejarah Sistem Informasi Eksekutif..................................... 13
2.3 Komponen Sistem Informasi Eksekutif............................... 13
2.4 Karakteristik Sistem Informasi Eksekutif............................ 15
2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi Eksekutif.......................... 17
2.6 Faktor Penentu Keberhasilan Sistem Informasi Eksekutif... 18
2.7 Langkah
Eksekutif Untuk Meningkatkan Sistem Informasi 19
2.8 Alasan EIS
Dibutuhkan Untuk Informasi Yang Up To Date 21
2.9 Kelebihan dan Kekurangan Sistem
Informasi Eksekutif (SIE) 21
2.9.1Contoh beserta Alasan Penggunaan EIS dalam suatu
Bidang 22
Bab III(Penutup).......................................................................... 26
3.1 Kesimpulan............................................................................ 26
KATA
PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Executive Support System. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Mochamad Yusman S.Kom.,M.Kom. selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Informasi Manajemen kami.
Adapun
laporan Sistem Informasi Manajemen tentang Executive
Support System ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan
bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
laporan ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya
bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.
Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki laporan analisa skripsi ini.
Akhirnya
penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang Executive Support System ini dapat bermanfaat untuk
pembaca dan penyusun.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan
berkembangnya teknologi informasi, mengubah manusia dalam menyelesaikan semua
perkerjaannya. Tidak hanya dalam perkerjaannya saja tetapi dalam segala aspek
kehidupan manusia, seperti pada saat
pencarian informasi, pengambilan keputusan,
membuat penilaian dan perkiraan untuk perencanaan dan pengendalian atau
analisis pribadi dilakukan dengan mengunakan
komputerisasi. Perancangan sistem
informasi memungkinkan pemakai mengakses
data dan informasi lingkungan
berdasarkan subsistem fungsional
dan menggantikan teknologi atau sistem
penyimpanan data-data konvensional ke dalam bentuk data-data yang dapat disimpan dalam komputer sehingga meningkatkan
efisiensi dalam pencarian data dan
perawatan data. Informasi adalah data yang diolah menjadi bahan yang lebih
berguna dan berarti bagi penerimanya.
Dengan informasi
sebuah lembaga, dalam hal ini perguruan tinggi dapat mengetahui tingkat produktivitas, kemajuan, dan aktivitas yang
terjadi pada perguruan tinggi tersebut.
Oleh sebab itu dalam perguruan tinggi
tersebut diperlukan sebuah sistem
informasi yang dapat mengolah dan merangkum data yang berhubungan dengan
akademis dan kepegawaian. Sistem
informasi ini disebut Sistem Informasi
Eksekutif (SIE). Kebutuhan informasi akademis dan kepegawaian akan semakin
kompleks. SIE harus mampu menangani, mengolah dan merangkum data dari database
SIA dan SIK. SIE juga perlu memberikan tingkatan pengguna dalam hal akses
terhadap data-data tersebut, tidak semua dapat mengakses data tertentu dan
melakukan perubahan terhadapnya. Sehingga masing-masing pengguna hanya akan
memperoleh hak kuasa terhadap informasi yang diinginkan.
Sistem informasi
manajemen muncul dengan publikasi yang luas pada tahun 1960an. SIM ada yang
memandang sebagai sentral, namun pada prakteknya SIM merupakan perkembangan
atau perluasan dari sistem pelaporan untuk manajer tingkat bawah. Dalam tahun
1970an Sistem penunjang keputusan (DSS) telah memberikan bantuan untuk tugas
pembuatan keputusan spesifik. DSS bisa digunakan oleh personel di organisasi
secara keseluruhan, tapi biasanya hanya digunakan oleh personel di organisasi
secara keseluruhan, tapi biasanya hanya digunakan oleh staff dan manajer
menengah dan bawah.
Karena beberapa
alasan dukungan yang diberikan DSS kepada eksekutif hanyalah sedikit, maka
dalam pengembangannya muncullah Sistem Informasi Eksekutif (EIS) atau Sistem
Penunjang Eksekutif (ESS).
Sistem informasi
organisasi yang dimaksudkan untuk digunakan oleh eksekutif perusahaan baru saja
berkembang. Permulaan yang terlambat ini disebabkan oleh kegiatan eksekutif
yang tidak terstrukturbaik, dan para spesialis informasi lebih sukar memahami
pemecahan keputusan di tingkat eksekutif
daripada di tingkatan managemen yang lebih bawah. Lambat laun penggunaan
komputer bergerak merambat naik dan sekarang mendapat perhatian eksekutif.
Sistem Informasi eksekutif sekarang merupakan salah satu area komputasi bisnis
yang termarak. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System) atau
EIS merupakan suatu sistem yang khusus dirancang bagi manager pada
tingkat perencanaan strategis. EIS adalah penyediaan informasi ke manajer
senior. Dalam konteksnya, komputer diasumsikan terlibat dalam memperoleh dan mengatur informasi (klarifikasi, analisis dan
menyediakan alternatif keputusan). Data berbentuk rekaman dalam jumlah besar
tidak cocok digunakan secara langsung. Dapat juga menjadi tidak berguna akibat
terlalu padat, kurang lengkap atau tidak siap diakses. EIS digunakan oleh satu
atau lebih manajer senior.Meskipun aturan dan tanggung jawabnya berbeda, mereka
bekerjasama dalammerumuskan, menjalankan, dan melacak strategi. Mereka tidak
peduli dengan transaksi harian yang detil, tapi peduli dengan gejala tren
transakasi atau permasalahan yang muncul. Manajer senior kadang peduli dengan
hubungan antar personal di lingkungan bisnis. EIS harus mendukung setidaknya
sebagian fungsi berikut:
·
Pemunculan ide
·
Perencanaan
·
Analisis
·
Pengambilan keputusan
·
Komunikasi
·
Motivasi
·
Pengawasan dan
pengendalian
EIS juga
merupakan suatu sistem berbasis komputer
yang melayani kebutuhan informasi
top executive. EIS menyediakan akses yang cepat berupa informasi yang
tepat waktu dan langsung mengakses laporan manajemen. EIS sangat user-friendly,
didukung oleh grafik-grafik, dan menyediakan laporan-laporan dengan kemampuan
drill-down.EIS juga mudah dihubungkan dengan layanan informasi on-line dan
elektronik mail[Turban,1996]. “Executive Information System (EIS) is a highly
interactive MIS system providing managers and executive flexible access
toinformation for monitoring operating result and general business conditions
[alter,1996]”. EIS dirancang untuk membantu eksekutif mencari informasi yang
dibutuhkan. Eksekutif dapat memilih format-format secara grafis dan tabular
[Paul Gray,1994]. Mengapa harus EIS. Karena eksekutif memerlukan informasi baik
internal maupun external. Oleh sebab itu EIS lah yang dapat memenuhi kebutuhan
eksekutif ini. Sesuai apa yang disimpulkan oleh Watson, et al[1991] tentang
konsep mengapa diperlukan EIS adalah sebagai berikut sesuai dengan keperluan :
a)
Eksternal
·
meningkatkan persaingan
·
dengan cepat
mengantisipasi perubahan lingkungan
·
kebutuhan untuk
menjadikan lebih proaktif
·
kebutuhan untuk
mengakses database external
·
meningkatkan regulasi
pemerintah
b)
Internal
·
kebutuhan informasi
yang tepat
·
kebutuhan perbagikan
komunikasi
·
kebutuhan mengakses
data operasional
·
kebutuhan meng-update
status pada aktifitas yang berbeda
·
kebutuhan untuk
meningkatkan keefektifan
·
kebutuhan untuk
mengenal data historis
·
kebutuhan untuk
mengakses data perusahaan
·
kebutuhan untuk
informasi yang lebih akurat
Seorang
eksekutif membutuhkan informasi secara external untuk mengambil keputusan.
Eksekutif perlu memahami situasi yang berkembang di luar organisasi dalam
menentukan langkah-langkah yang akan diambil
dalam membuat keputusan. Dalam perusahaan biasanya komputer dihubungkan
dengan mainframe. Komputer ini berfungsi sebagai executive workstation. Database eksekutif
disimpan dalam piranti keras umumnya disebut harddisk yang berisi data dan
informasi yang telah diproses sebelumnya oleh komputer perusahaan. sistem ini
memungkinkan juga pemakai menggunakan e-mail dan mengakses data dan
informasilingkungan. Contohnya dengan adanya perubahan peraturan pemerintah
yang berlaku yang mana peraturan sebelumnya masih dilaksanakan dalam suatu
organisasi, tentunya akan memberikan dampak buruk pada organisasi yang
dipimpinnya. Begitu juga dengan informasi internal yang diperoleh dari data
manjerial organisasi, eksekutif sangat membutuhkan dalam menentukan
kebijaksanaan. Bagaimana jadinya seorang eksekutif dalam mengambil keputusan
apabila tidak mengetahui keadaan internal organisasi yang Tugas Tugas Mata Kuliah
Mata Kuliah Model dan Sistem Informasi Model dan Sistem Informasi Model
dan Sistem Informasi 12 dipimpinnya. Misalkan dari data keuangan perusahaantidak
memungkinkan adanya penambahan peralatan yang mestinya dibutuhkan oleh
organisasi tersebut yang mana eksekutif harus meminta data dari bagian
manajerial keuangan dalam membuat keputusan.
1.2.
Rumusan Masalah
Rumusan Masalah
dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Apa Pengertian System
Informasi Eksekutif itu ?
2.
Bagaimana Sejarah
Sistem Informasi Eksekutif
3.
itu ?
4.
Apa saja Komponen dalam
Sistem Informasi Eksekutif itu ?
5.
Apa Konsep Dasar Sistem
Informasi Eksekutif itu ?
6.
Faktor-Faktor apa saja
dalam Penentu Keberhasilan ESS ?
7.
Langkah - langkah apa
saja yang dilakukan eksekutif untuk meningkatkan sistem informasi ?
8.
Mengapa EIS di butuhkan
untuk kebutuhan informasi yang up to date ?
9.
Apa saja Kelebihan dan
Kekurangan dar Sistem Informasi Eksekutif (SIE) ?
10. Berikan
contoh beserta alasan penggunaan SIE pada suatu perusahaan ?
1.3. Manfaat Penulisan
Dalam penyusunan
makalah ini, kami tim penulis atau kelompok yang membahas tentang Sistem
Informasi Eksekutif, berharap dalam makalah ini bisa bermanfa’at untuk jangka
panjang maupun jangka pendeknya sebagai informasi yang sangat berharga.
Dalam sistem
informasi eksekutif pun dapat diambil banyak manfa’atnya, dengan memilah –
milah atau memilih software sistem informasi eksekutif (SIE).
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian System Informasi Eksekutif
Istilah
Eksekutif memang diterangkan secara bebas, Eksekutif sering dikaitkan dengan
perencanaan dan jangka panjang dan berorientasi pada kesejahteraan perusahaan.
Jika tidak ada sistem informasi eksekutif dan hanya ada sistem informasi
fungsional, manajer puncak akan menerima semua informasi dari subsistem -
subistem fungsional dan para eksekutif harus menyarikan dan mensintesiskan data
menjadi suatu bentuk yang berarti bagi mereka. Sistem informasi eksekutif
membebaskan eksekutif dari tugas tersebut. Berikut ini beberapa pandangan
tentang apa yang harus dilakukan oleh Eksekutif :
·
Menurut Henri Fayol,
semua manajer melakukan fungsi-fungsi manajemen yang sama: merencanakan,
mengorganisasikan, menyusun staff, mengarahkan dan mengendalikan. Perencanaan
sangat ditentukan pada tingkat eksekutif, sedangkan fungsi-fungsi lain oleh
tingkat yang lebih rendah.
·
Peran-peran manajerial
Mintzberg, semua manajer melakukan semua peran, tetapi orientasinya berbeda
untuk tiap tingkatan. Salah satu peran keputusan adalah negotiator. Salah satu
contoh, seorang manajer puncak berunding dalam menggabungkan usaha (merger),
dan manajer tingkat bawah/rendah berunding tentang tanggal penerimaan dengan
pemasok.
·
Agenda dan jaringan
Kotter, menurut Prof. John P. Kotter dari Harvard para eksekutif mengatasi
tantangan pekerjaan mengikuti strategi tiga tahap: (a) menetapkan agenda -
tujuan yang harus dicapai perusahaan (panjang, mencegah, dan jangka pendek);
(b) membangun jaringan kerjasama diantara orang-orang yang harus menyelesaikan
agenda tersebut; (c) menetapkan lingkungan norma dan nilai yang tepat sehingga
anggota jaringan dapat bekerja mencapai agenda itu.
Sistem informasi
eksekutif juga disebut sebagai sistem pendukung eksekutif. Sistem ini merupakan
sistem informasi yang menyediakan fasilitas yang fleksibel bagi eksekutif dalam
mengakses informasi eksternal dan internal yang berguna untuk mengindentifikasi
masalah. Pemakai yang awam dengan komputer pun tidak sulit mengoperasikannya
karena sistem dilengkapi antarmuka yang sangat memudahkan pemakai untuk
menggunakannya. Sistem Informasi Eksekutif dirancang untuk membantu eksekutif
mencari informasi yang diperlukan pada saat mereka membutuhkannya dan dalam
bentuk apapun yang paling bermanfaat [Pengenalan Sistem Informasi, Raymond
Mcleod, Jr.]. Model dari Sistem Informasi Eksekutif digambarkan pada Gambar 1
Sebagai implementasinya, pemakai SIE dapat melakukan permintaan informasi,
memilih sendiri format grafik, tampilan informasi yang dikehendaki.
Kemampuan drill down yang tersedia pada sistem ini memungkinkan
eksekutif dapat melihat lebih rinci suatu informasi. Drill down
berarti eksekutif dapat memulai dari gambaran sekilas dan kemudian
secara bertahap mengambil informasi yang lebih terinci.
1. Menyediakan
akses terhadap seluruh jenis informasi
2. menyediakan
keluwesan pelaporan dan menyediakan perangkat untuk menganalisis informasi
3. Membantu
eksekutif mengidentifikasi masalah
Gambar 1 Sistem
Informasi Eksekutif Untuk melayani permintaan informasi, diperlukan suatu
sistem yang disebut dengan sistem informasi eksekutif. Tugas SIE adalah
mendokumentasikan seluruh informasi yang ada, sehingga informasi tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai basis informasi dan dapat diakses kapan pun dan dimana
pun, maka diputuskan untuk membuat suatu sistem informasi eksekutif berbasis
web dengan nama sistem informasi eksekutif yang diharapkan mempunyai
fitur-fitur untuk menangani permintaan data dari para jajaran. Sistem Informasi
Eksekutif merupakan implementasi Sistem Informasi Organisasi, yang dapat dibagi
menjadi subsitem berdasarkan cara pengelompokan pemakai didalam organisasi [Sistem
Informasi Manajemen, Raymond Mcleod, Jr.]. Struktur ini digambarkan dalam
Gambar 2, yang memperlihatkan
garis-garis pemisah, tetapi ini bukanlah pemisahan fisik. Sebagian besar
basisdata yang digunakan oleh suatu subsistem organisasi dapat juga digunakan
oleh yang lain.
Informasi
dan data lingkungan
Gambar
2. Komposisi Sistem Informasi Organisasi
Sistem Informasi
Eksekutif (Executive Information System), atau EIS, untuk digunakan eksekutif
organisasi. Terdapat juga sistem informasi fungsional – satu untuk tiap area
fungsional utama organisasi.
Subsistem
fungsional adalah sistem informasi yang disesuaikan bagi kegiatan dalam area
ini, dimana terdapat dua subsistem yaitu sistem informasi akademis dan sistem
informasi kepegawaian yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan pemakai atas
informasi mengenai area-area fungsional, mendapatkan publikasi luas di beberapa
area dan sedikit kurang diarea lain.
Model Sistem
Informasi Eksekutif diperlihatkan pada Gambar 3 basis data berisi data dari SIA
(sistem informasi akademis) dan SIK (sistem informasi kepegawaian) yang
digunakan eksekutif untuk mendapatkan informasi dan publikasi yang
luas.Perangkat lunak EIS menggunakan isi basis data untuk menghasilkan tampilan
yang telah disusun sebelumnya yang diturunkan ke workstation eksekutif dan
disimpan di database eksekutif.
Eksekutif memasukkan permintaan informasi dan menerima tampilan.
Gambar
3 Model Sistem Informasi Eksekutif
Dalam model
sistem informasi eksekutif diatas eksekutif melakukan dialog dengan perangkat
lunak sistem informasi eksekutif dengan memasukkan instruksi kedalam sistem
melalui menu. Pemilihan menu dilakukan dengan
mouse. Penggunaan
keyboarddikurangi. Informasi dapat ditampilkan dalam bentuk tabel atau
narasi. Istilah yang berkembang dari kegiatan SIE adalah drill down. Sistem
informasi eksekutif memantau seberapa baik organisai berjalan dalam hal
tujuannya dan faktor penentu keberhasilannya. Eksekutif yang menerima konsep
faktor-faktor penentu keberhasilan menggunakan sistem informasi eksekutif
mereka untuk memantau setiap faktor penentu keberhasilan dalam hal ini adalah
instansi pendidikan misalnya kualitas staf pengajar, materi yang berbobot,
fasilitas universitas.
Sistem informasi eksekutif memvisualisasikan
perbandingan kinerja yang dianggarkan dengan kinerja aktual dengan bentuk
multimedia yang menampilkan tabel atau narasi, sehingga eksekutif dapat
mendapatkan informasi yang perlu diperhatikan oleh eksekutif untuk memutuskan
suatu tindakan yang diperlukan. Peran utama dari SIE adalah membuat sintesis,
atau menyarikan data dan informasi
bervolume besar untuk meningkatkan kegunaannya. Pengambilan sari ini disebut
pemampatan informasi, dan menghasilkan suatu gambaran operasi organisasi. Dengan
menyatukan komputer ke dalam sistem informasi mereka, peluang baru akan terbuka bagi pengambilan dan analisis
informasi yang sebelumnya tidak pernah tersedia pada tingkat eksekutif.
Jadi dapat kita
simpulkan bahwa Pengertian Sistem Informasi Eksekutif adalah Merupakan suatu
sistem yang menyediakan informasi bagi Eksekutif mengenai kinerja keseluruhan
perusahaan, informasi dapat diambil dengan mudah dan dalam berbagai tingkat
rincian dan memudahkan serta mendukung keterangan dan pembuatan keputusan kebutuhan
dari eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses terhadap keduanya
internal dan eksternal keterangan relevan untuk bertemu gol strategis dari
organisasi. Ini biasanya dipertimbangkan sebagai satu bentuk dikhususkan dari
satu sistem mendukung keputusan (DSS).
Arus Informasi dalam EIS adalah sebagai
berikut :
·
Alasan Penggunaan dan Pengembangan EIS (
Executive Information System ) :
a)
Tekanan eksternal, yang berasal dari
lingkungan di luar perusahaan dan bisa meliputi gejolak lingkungan serta persaingan
yang meningkat
b)
Tekanan internal, yang meliputi adanya
kebutuhan akan informasi baru, yang lebih baik dan lebih tepat waktu, adanya
keharusan untuk mengelola organisasi yang semakin kompleks dan sulit untuk
dijalankan serta adanya kebutuhan akan system pelaporan yang lebih efisien
c)
Suatu bagian yang menyediakan informasi
bagi eksekutif mengenai kinerja keseluruhan perusahaan.
2.2.
Sejarah Sistem Informasi Eksekutif
Secara umum,
sistem informasi eksekutif dikembangkan seperti mainframe program berbasis
komputer. Tujuannya adalah untuk melindungi sekumpulan data dan untuk
menyediakan kinerja penjualan atau statistik riset pemasaran untuk membuat
keputusan, seperti halnya petugas keuangan, direktur pemasaran, dan petugas
eksekutif pemimpin. Obyektif adalah untuk mengembangkan aplikasi komputer itu
akan menyoroti keterangan untuk memuaskan eksekutif senior kebutuhan. Secara
khas, sebuah EIS menyediakan data hanya perlu untuk mendukung keputusan level
eksekutif dari pada data bagi seluruh perusahaan.Hari ini, aplikasi dari EIS
tidak hanya pada hirarki perusahaan, tetapi juga di komputer pribadi pada satu
daerah jaringan lokal.
EIS sekarang seberangi platform perangkat
keras komputer dan mengintegrasikan keterangan menyimpan pada mainframe, mesin
komputer pribadi, dan minicomputers. Sebagai beberapa perusahaan jasa klien
mengadopsi sistem informasi perusahaan yang terakhir, karyawan dapat
mempergunakan komputer pribadi mereka untuk memperoleh akses ke datan
perusahaan dan memutuskan data yang adalah relevan untuk pembuatan keputusan
mereka. Perbuatan pengaturan ini semua, pengguna mampu untuk menyesuaikan akses
mereka ke perusahaan sesuai data dan menyediakan keterangan relevan terhadap
keduanya bagian atas dan tingkat yang lebih rendah di perusahaan.
2.3
Komponen Sistem Informasi Eksekutif
Secara umum
komponen dari EIS dapat tergolong seperti :
A. Hardware (Perangkat Keras)
Ketika
membicarakan tentang perangkat keras untuk satu lingkungan EIS, kita harus
memfokuskan pada perangkat keras yang dibutuhkan pertemuan eksekutif. Eksekutif
harus diletakkan yang pertama dan kebuthan eksekutif harus didefinisikan
sebelum perangkat keras dapat terpilih. Perangkat keras komputer dasar
diperlukan untuk suatu EIS meliputi empat komponen:
-
Input Device / alat
masukan : Alat ini mengijinkan eksekutif untuk memasuki, verifikasi, dan
perbaharui data dengan seketika.
-
Central Processing Unit
: Adalah pusat komponen karena ini dapat mengontrol komponen mesin komputer
yang lain.
-
File Penyimpanan Data :
Eksekutif dapat mempergunakan ini secara terpisah untuk menyimpan keterangan
bisnis, dan bagian ini juga dapat membantu eksekutif mencari keterangan
informasi bisnis historis dengan mudah.
-
Output Device / alat
keluaran : Eksekutif dapat menggunkan alat ini untuk membaca rekaman visual dan
sistem ini memerlukan dukungan dan hardware komputer yang tidak begitu mahal.
Alat ini juga dapat meningkatkan akses dari keterangan EIS untuk banyak
pengguna yang lain dengan suatu perusahaan.
B.
Software (Perangkat
Lunak)
Memilih
perangkat lunak penting untuk mendesain satu EIS yang efektif. Oleh sebab itu,
komponen perangkat lunak dan bagaimana cara mengintegrasikan data ke dalam
suatu sistem sangatlah penting. Perangkat lunak dasar yang diperlukan untuk
satu EIS meliputi empat komponen:
1. Teks
yang mendasari perangkat lunak. Bentuk paling umum dari teks dapat di
dokumentasikan.
2. Database
: Database heterogen bercokol pada satu jangkauan spesifik Vendor dan platform
komputer membuka akses eksekutif bagi Eksekutif.
3. Dasar
grafis : Grafis dapat mengarahkan volume dari teks dan statistik ke dalam
keterangan visual untuk Eksekutif. Jenis grafis yang khas adalah: bagan gugus
berkala, diagram, peta, grafis gerak, bagan urutan, dan perbandingan
mengorientasi graf (bagan balok).
4. Dasar
model : EIS memodelkan data yang mengandung data statistik rutin dan khusus,
keuangan, dan analisa kuantitatif lain.
Contoh dari hardware yang mendukung adalah
software yang memiliki skema client/server dimana software tersebut dapat
diakses melalui jaringan local contohnya sebagai berikut :
-
Software server database, misalnya ms
access, sql server, mysql
-
Menggunakan bahasa visual programming,
contohnya delphi atau visual studio
-
Graphical user interface
-
User friendly
C.
Pengguna Interface
Sejak EIS menggunakan data dari berbagai
macam sumber, baik yang didapat dari database data internal maupun data yang
dikumpulkan dari data external yang dapat berupa data memo, data analisa, data
laporan dan lain lain. Untuk itu diperlukan interface yang dapat memadukan
data-data yang masih relevan dengan data yang digunakan untuk eis. Contoh
interface antara lain adalah report berjadwal, tanya jawab(kuisioner/angket),
menu-driven, bahasa, dan input/output
D.
Telekomunikasi
Jaringan yang memadai untuk menunjang
proses data yang dapat berupa data text ataupun data grafik sehingga pertukaran
informasi dapat dilakukan dengan sempurna. Diharapkan kombinasi dari software
dan hardware dapat didukung dengan kinerja jaringan yang memadai
E.
Aplikasi
F.
Pabrikasi
G.
Pemasaran
H.
Keuangan
2.4
Karakteristik EIS
Ø
Karakteristik EIS meliputi :
a)
Dibuat untuk individual executive users
b)
Mengekstrak, menyaring (filter) ,
menyinkat dan melacak data yang penting / critical data
c)
Menyediakan on-line status access ( akses
status online), analisa trend dan drill-down ( yaitu memungkinkan pemakai untuk
mengakses kerincian atau data pendukung yang ringkas)
d)
Mengakses dan mengintegrasikan data
internal dan eksternal yang bersifat luas
e)
Bersifat user friendly, untuk
menggunakannya hanya dibutuhkan sedikit ketrampilan tanpa pelatihan
f)
Digunakan langsung oleh eksekutif tanpa
perantara
g)
Menampilan informasi grafik, tabular dan
tekstual.
Ø
Kemampuan tambahan yang dimiliki oleh EIS
antara lain :
a)
Memberikan dukungan dalam komunikasi
elektronik (missal Email, Computer Conferencing dan Word Processing)
b)
Mempunyai kemampuan analisa data
c)
Mempunyai alat pengorganisasian
Ø
Keputusan Penerapan EIS ( Executive
Information System ). Untuk menerapkan EIS berbasis komputer, ada 3
pertimbangan yang perlu dilakukan:
1.
Perlukah kita mengembangkan EIS? Jika
jawabannya tidak, eksekutif cukup mengandalkan sistem yang ada sekarang. Jika
jawabannya ya, maka eksekutif akan menyusun rencana dan tujuan pengembangan
dari system yang ada ( hal ini tergantung pada masing-masing perusahaan).
2.
Aapakah tersedia perangkat lunak
produktivitas perorangan siap pakai (prewritten personal productivity software)
yang memenuhi kebutuhan eksekutif? J Jika ada , gunakan peralatan lunak
tersebut Jika tidak;, maka eksekutif
akan melihat seberapa pentingnya dan apakah akan menambah efisiensi jika
dilakukan penambahan perangkat lunak
3.
Perlukah kita membeli perangkat lunak EIS
siap pakai? Jika ya, perangkat lunak tersebut dibeli; jika tidak staf jasa
informasi perusahaan menciptakan perangkat lunak EIS pesanan (custom EIS
software) .
Ø
Contoh-contoh perangkat lunak EIS siap
pakai antara lain :
·
Contoh Perangkat lunak produktivitas
perseorangan siap pakai adalah S/W umum yang dapat digunakan oleh setiap orang
untuk mengembangkan aplikasi mereka sendiri. Contoh : DBMS, paket spreadsheet
elektronik, paket grafik, sistem manajemen proyek. Perangkat lunak EIS siap
pakai: khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi eksekutif.
·
Contoh S/W awal EIS yang dirancang untuk
mainframe adalah Pilot Executive Software, Inc. dari Boston dan Comshore, Inc.
dari Aum Arbor, Michigan. Sekarang S/W untuk PC sudah banyak ada.
Ø
Trend EIS di Masa Depan
a)
Penggunaan EIS pada perusahaan besar
menjadi umum.
b)
Software EIS dengan harga lebih murah
makin dibutuhkan.
c)
SIM dan DSS masa depan akan menjadi
seperti EIS saat ini.
d)
Dibandingkan aplikasi lain lebih banyak
usaha yang dilakukan agar user menerima EIS. Kita akan melihat perangkat lunak
SIM dan DSS kelas baru yang berisi banyak feature EIS, dirancang untuk manajer
pada tingkat yang lebih rendah.
e)
Eksekutif akan mempertahankan komputer
secara perspektif.
2.5
Konsep Dasar Sistem Informasi Eksekutif
Para eksekutif
membangun EIS atas dasar konsep-konsep manajemen. Ada 3 konsep yang perlu
dibahas, yaitu: faktor-faktor penentu keberhasilan (critical success factors),
management by exception, dan model mental. Dengan Penjelasan sebagai berikut :
a.
Faktor Penentu
Keberhasilan (Critical Success Factor)
Adalah hal-hal
(factor) yang menentukan keberhasilan atau kegagalan segala jenis kegiatan
organisasi. Factor-faktor ini dalam setiap perusahaaan berbeda-beda tergantung
dari kegiatan yang dilakukan. Tahun 1961 D. Donald Daniel dari McKinsey &
Company menciptakan faktor-faktor keberhasilan. Faktor-faktor ini bervariasi
dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Untuk industri kendaraan bermotor, CSF
(critical success factors) yang diyakini adalah model, jaringan dealer yang
efisien, dan pengendalian biaya manufaktur yang efisien. Sebagai contoh
misalnya sebagai berikut CSF dari industri asuransi jiwa adalah pengembangan
personil manajemen agen, pengendalian personil administratif, dan inovasi
menciptakan produk-produk asuransi.
b.
Management by Exception
(MBE)
Perbandingan
antara kinerja yang direncanakan dengan kinerja actual. Sehingga informasi
dapat langsung didapat dan digunakan untuk menyelesaikan setiap permasalahan
seperti perangkat lunak EIS yang dapat mengidentifikasi
perkecualian-perkecualian secara otomatis dan membuatnya diperhatikan oleh
eksekutif.
c.
Model Mental
d.
Peran utama EIS adalah
membuat sintesis, atau menyarikan data dan informasi bervolume besar untuk
meningkatkan kegunaannya. Pengambilan sari ini disebut pemampatan informasi
(information compression) dan menghasilkan suatu gambaran atau model mental
dari operasi perusahaan.
Tahun 1973, P.N.
Johnson – Lavid menciptakan istilah model mental, yakni “memungkinkan
perorangan untuk membuat penilaian dan perkiraan, untuk memahami fenomena,
untuk memutuskan tindakan yang perlu diambil dan untuk mengendalikan
pelaksanaannya dan di atas semuanya untuk mengalami kejadian melalui pengganti
(proxy).
2.6.
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Sistem Informasi Eksekutif
Rockart dan
Delong mengidentifikasi 8 faktor penentu keberhasilan EIS, yaitu :
1. Sponsor
eksekutif yang mengerti dan berkomitmen, Eksekutif tingkat puncak, lebih baik
CEO karena harus berfungsi sebagai sponsor eksekutif EIS dengan mendorong
penerapannya.
2. Sponsor
operasi, kalau sponsor eksekutif sibuk dapat diberikan kepada eksekutif lebih
rendah, misal wakil presiden eksekutif. Sponsor operasi bekerjasama dengan
eksekutif pemakai dan spesialis informasi untuk memastikan pekerjaan itu
terlaksana.
3. Staff
jasa informasi yang sesuai, tidak saja mengerti teknologi informasi tetapi juga
mengerti cara eksekutif menggunakan sistem itu.
4. Teknologi
informasi yang sesuai H/W dan S/W tidak lebih dan tidak kurang.
5. Manajemen
data, data harus selalu mutakhir dengan mengidentifikasi tanggal dan jam
dimasukkan dalam sistem. Juga perlu analisis melalui drill-down dengan bertanya
kepada manajer data atau keduanya.
6. Kaitan
yang jelas dengan tujuan bisnis, EIS harus berhasilmemecahkan masalah-masalah
spesifik/untuk memenuhi kebutuhan yang dapat ditangani teknologi informasi.
7. Manajemen
atas : Penolakan organisasi. Jika seorang eksekutif menolak EIS, perlu upaya
untuk mendapatkan dukungan. Untuk itu perlu identifikasi masalah tersebut,
kemudian menerapkan EIS dengan prototyping untuk mengatasi masalah tersebut.
8. Manajemen
atas penyebaran dan evolusi sistem : Jika manajer tingkat atas mulai menerima
informasi dari EIS, maka manajer tingkat bawah menginginkan informasi yang
sama, karena mereka ingin mengantisipasi masalah dan memecahkannya sebelum
manajer tingkat atas mengangap masalah tersebut tidak terkendali.
2.7
Langkah - langkah eksekutif untuk meningkatkan sistem informasi
Lima langkah
untuk pencapaian pengembangan tersebut :
1.
Menyimpan inventarisasi
dari transakasi informasi yang masuk, yaitu memelihara record data dan
menyimpan ke database, dan dapat dibuat laporan. Studi Jones dan McLeod
mengemukakan bahwa eksekutif biasanya menganggap sumber dan media tertentu
dapat memberikan kontribusi yang lebih banyak dari apa sebenarnya ia berikan.
Dengan bukti sam , sumber dan media yang lain mungkin ia remehkan. Eksekutif.
Dibantu oleh sekretarisnya. Dapat memelihara catatan data yang sama seperti
yang ada pada studi jones dan McLeod. Data yang dicatat tersebut dimasukan
kedalam DBMS. Kemudian meraka dapat membuat laporan yang dapat digunakan untuk
mejawab tujuh pertanyaan yang dikemukakan oleh jones dan McLeod bila meraka
berhubungan dengan system yang dimilikinya
2.
Merangsang terjadinya
sumber yang bernilai tinggi. Dengan adanya sumber yang bernilai tinggi maka
eksekutif mengkomunikasikan sumber tersebut ke setiap anggota dengan melakukan
konferensi. eksekutif kemudian dapat melakukan cara yang lebih mudah untuk
mengkomunikasikan sumber tersebut. CEO bank memberikan contoh yang baik
mengenai cara melakukan hal ini. Mungkin sebagian besar informasi yang bernilai
tinggi yang ia terima berasal dari komite manajemennya. Agar setiap anggota
merasa mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, CEO memutuskan
untuk menggunakan meja bundar untuk melakukan konferensi.
3.
Mengambil manfaat dari
peluang yang ada, ketika informasi datang, eksekutif harus dapat memperolehnya.
Ketika secuil informasi datang, eksekutif harus menangkapnya. Wakil direktur
bidang keuang menjalankan strategi ini dengan menempatkan meja kerjanya
menghadap tembok, sehingga ia membelakangi pintu masuk. Nampaknya hal ini
seperti untuk menghindari informasi, padahal sebenarnya maksudnya kebalikannya.
Seperti yang ia jelaskan, ketika seseorang memasuki kantornya, ia tidak ingin
melakukan percakapan dengan tamu tersebut sambil melihat tumpukan kertas kerja
yang belum selesai dikerjakan. Dengan penempatan mejanya menghadap tembok. Ia
dapat menghadapi tamunya dengan konsentrasi penuh tanpa gangguan kertas kerja
yang belum ia selesaikan.
4.
Menyesuaikan sistem
dengan kebutuhan perorangan, eksekutif menggunakan gaya atau cara pengumpulan
informasi yang berbeda. Dalam studi jones dan Mcleod, datanya menunjukan bahwa
tiap eksekutif mempunyai gaya atau cara pengumpulan informasi yang
berbeda-beda. Apa yang terbaik bagi eksekutif adalah bila ia tidak berkerja
untuk orang lain. CEO dari perusahaan pengecer mengerjakan apa yg menjadi
perkejaannya sendiri.
5.
Memanfaatkan teknologi,
memanfaatkan staf pelayan informasi untuk mengembangkan sistem dalam perusahaan
itu sendiri. Minat terhadapat EIS telah meningkat mulai akhir tahun 1980-an.
Banyak perusahaan besar yang telah mempekerjakan staf pelayanan informasi untuk
mengembangkan system dalam perusahaan itu sendiri. Sekarang ini ada lebih dari
30 perusahaan yang memasuk dan menawarkan software EIS, hardware, dan pelayanan
konsultasi. Kita akan mengakhiri pembahasan kita kali ini dengan menampilkan
pilihan dan beberapa dasar untuk melakukan implementasi yang baik.
2.8
Alasan EIS di butuhkan untuk kebutuhan informasi yang up to date
Beberapa alasan
mengapa EIS yang dibutuhkan untuk mengatasi berbagai macam kebutuhan akan informasi yang up to date.
a. Eksternal
·
meningkatan kompetisi
·
Lingkungan yang dengan
cepat berubah
·
Keharusan untuk selalu
proaktif
·
Kebutuhan untuk
mengakses external database
b. Internal
·
Kebutuhan akan
informasi yang up to date
·
Kebutuhan akan
komunikasi
·
Kebutuhan akan
informasi yang lebih akurat
·
Kebutuhan untuk
meningkatkan keefektifan
Tujuan dari Executive Information Sistem adalah
menghasilkan target informasi yang selalu
up to date untuk meningkatkan
performance dari suatu perusahaan dengan memberikan perhatian khusus
pada tujuan akhir dan prioritasdari perusahaan tersebut.
2.9
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Informasi Eksekutif (SIE)
Semua sistem
memliki kekurangan dan kelebihan. Akan tetapi, itu semua tergantung dari
penggunaan dan pengguna. SIE pun juga memiliki kekurangan dan kelebihan
sendiri. Pada postingan kali ini, saya membahas tentang Kelebihan dan
Kekurangan Sistem Informasi Eksekutif (SIE). Dimana penjelasan Sistem Informasi
Eksekutif sendiri saya jelaskan pada postingan lain.
Ø Berikut
Kelebihan Sistem Informasi Eksekutif (SIE) tersebut:
·
Mempermudah para
eksekutif untuk menggunakan pengalamannya dalam dunia komputer.
·
Menyediakan pengiriman
tepat waktu dari keterangan rangkuman perusahaan.
·
Keterangan yang
disediakan semakin mudah dimengerti.
·
Biasanya menawarkan
efisiensi untuk membuat keputusan.
·
Melakukan penyaringan
data untuk manajemen.
·
Meningkatkan
pemeriksaan keterangan.
·
Dapat Mengakses dan
memadukan jangkauan data internal dan eksternal yang bersifat luas.
Ø Sedangkan
Kekurangan Sistem Informasi Eksekutif (SIE), yaitu:
·
Memiliki fungsi yang
terbatas, tidak dapat melakukan perhitungan kompleks.
·
Pada perusahaan kecil
mungkin membutuhkan biaya lebih untuk membuat implementasi.
·
Karena sistemnya besar,
sehingga sulit untuk mengaturnya.
·
Pembuatannya harus
dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi eksekutif senior.
·
Eksekutif mungkin
menghadapi beban terlalu berat untuk membuat keterangannya.
2.9.1
Contoh beserta alasan penggunaan SIE pada suatu perusahaan / Bidang
1. Bidang
Jasa ( BANK )
Di Indonesia
sudah banyak perusahaan yang telah menggunakan Sistem Informasi Eksekutif,
contohnya yaitu Bank Mandiri
Bank Mandiri
yang didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 merupakan bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Empat
bank milik pemerintah yang bergabung menjadi bank Mandiri tersebut adalah Bank
Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan
Indonesia.
Dari penyatuan
empat bank pemerintah yang memiliki core banking system yang berbeda-beda, data
center yang berbeda-beda, serta infrastruktur baik hardware, software maupun
jaringan yang berbeda-beda maka pada awal bank Mandiri \ melakukan evaluasi
atas core banking sistem dari keempat bank legacy. Dan pada akhirnya bank
Mandiri memutuskan untuk mengembangkan SIE nya dengan cara memodifikasi sistem
core banking Bank Exim (BEST) untuk memenuhi kebutuhan standar produk awal bank
Mandiri yang kemudian disebut dengan MASTER (Mandiri Sistem Terpadu).
Berdasar hasil
evaluasi atas core banking sistem dari keempat bank legacy tersebut sistem core
banking Bank Eximlah yang dianggap terbaik dari keempat sistem yang ada pada
keempat legacy bank dan yang paling memungkinkan untuk direkomendasikan sebagai
standar sistem paling memungkinkan untuk diimplementasikan sesuai dengan time
frame legal merger.
Sistem core
banking bank Exim telah diimplementasikan pada lebih dari 200 cabang, dan
terdapat 40 karyawan bank Exim memahami sistem tersebut dengan baik.
MASTER hanya
sebuah solusi sementara jangka pendek untuk dapat secepatnya beroperasi dalam
satu platform. MASTER tidak dapat mendukung kebutuhan bisnis dan visi bank
Mandiri untuk masa mendatang karena MASTER dibuat pada pertengahan tahun 1980an
untuk keperluan bank dengan segmen korporasi, sedangkan bank Mandiri menyasar
pada segmen yang berbeda denga bank Exim yaitu segmen ritel.
Selain itu,
arsitektur sistem MASTER dikembangkan dengan konsep branch- centric yang tidak
dapat mendukung konsep hub and spoke. Disamping itu database yang dimiliki oleh
MASTER ini cukup terbatas dan tidak dapat memenuhi kebutuhan customer view dan
segmentasi nasabah yang diperlukan.
Selanjutnya
dilakukan benchmarking aplikasi MASTER yang dilakukan di IBM Center Rochester
dan diketahui bahwa MASTER tidak dapat memenuhi kebutuhan bank Mandiri. Dari
sini, pihak manajemen bank Mandiri sepakat untuk mengganti core banking
sistemnya dengan sistem off- the-shelf from the market yang dapat mendukung
bisnis dan visi bank Mandiri, dan tidak mendesain ulang sistem MASTER.
Setelah itu
dilakukan penggantian sistem MASTER ke system eMAS (Enterprise Mandiri Advanced
System) yang project pilotnya dilakukan dalam dua tahap. Sistem eMAS dijalankan
senilai US$ 173 juta selama 3 tahun yang mencakup empat inisiatif utama yaitu:
·
Memperkaya dan
memperbarui delivery channel.
·
Membangun sistem core
banking baru yang terintegrasi.
·
Membangun MIS didukung
teknologi Data Warehouse terkini.
·
Memperkuat dan
memperbarui sistem infrastruktur yang reliable.
didukung oleh
anggota tim sebanyak 500 orang, 32 proyek, 18 sistem interfaces dan 128 sub
modul. Pada bank Mandiri, ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam
pengelolaan data, yaitu:
·
Timeless: data harus
tersedia pada watunya untuk mengantisipasi perubahan bisnis yang cepat.
·
Usability: data harus
sesuai dengan kebutuhan user.
·
Completeness: data yang
lengkap akan dapat memberikan gambaran bisnis yang lebih baik, sehingga pada
saat pemasukan data (data entry), field-field penting telah dibuat mandatory
dan default value.
·
Correctness: ketepatan
data untuk digunakannya parameter table untuk meminimalisir kesalahan
pengetikan (typing error).
·
Precision: memastikan
bahwa data tetap lengkap dan sesuai (tidak ada data yang hilang atau berubah).
·
Lack of abiguity:
kesamaan persepsi atas data diperlukan untuk menghindari misinterpretasi.
Untuk mendukung
penyediaan data dan informasi yang lengkap, akurat, tepat waktu dan konsisten
maka dibentuk Enterprise Information Architecture yang bersifat "agile
& adaptive" dan comply dengan Basel II.
Saat ini,
sebagian besar proses pelaporan telah berjalan secara otomatis, meski terdapat
beberapa yang masih diperlukan adanya intervensi atau pengontrolan dari unit
terkait dalam hal ini eksekutif untuk dilakukan adjustment sesuai keputusan
manajemen, maupun adanya temuan audit internal dan eksternal.
Walaupun demikian,
diakui pihak IT bank Mandiri, bahwa masih terasa terdapat kekurang optimalan
waktu pemrosesan pembentukan data menjadi informasi, serta kurangnya pemahaman
terhadap kebutuhan laporan dan data yang tersedia. Untuk itu diperlukan upaya
performance tuning pada database maupun program, termasuk simplifikasi laporan
dan reengineering proses pembentukan laporan.
Pihak bank
Mandiri telah melakukan pengantisipasian external shocks dengan menggunakan
Business Intelligence (BI). Saat ini analisiss Business Intelligence sudah
digunakan oleh unit bisnis untuk pengambilan berbagai keputusan strategis,
meskipun sementara ini penggunaannya masih dalam tahap sales dan marketing
product.
Tetapi, untuk
lebih mengoptimalkan penggunaannya perlu disusun datamart (subset dari Data
warehouse yang berisi data yang lebih spesifik yang bersifat departemental)
yang lebih komprehensif dan peningkatan pemahaman, baik oleh IT maupun user,
yaitu pihak manajemen puncak yang tetkait untuk menghindari adanya kesalahan
interpretasi (mis- interpretation).
Semua sistem
Informasi Eksekutif PT. Bank Mandiri dikembangkan oleh Berca Tim, dengan
teknologi yang digunakan adalah :
·
DB Server: Oracle DB
10g R2 di SunOS
·
IBM DataStage sebagai
Engine ETL
·
OLAP CUBE (MOLAB):
Essbase Oracle
·
Front End: SAP
Excelsius BO dan SAP BO Webi
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem Informasi
Eksekutif (EIS) memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan sistem
informasi dewasa ini. Sistem Informasi Eksekutif (EIS) merupakan sistem terkomputerisasi yang memberi
eksekutif akses yang mudah ke informasi internal dan eksternal yang relevan
dengan faktor keberhasilan kebutuhannya.
3.2.
Saran
Dalam sistem
informasi komputerisasi atau elektronik dapat memungkinkan semua orang untuk
bisa mengakses informasi-informasi yang ada, baik informasi yang bersifat umum
maupun yang khusus (rahasia). Dengan demikian maka harus ada sistem pengaman
data yang sangat baik untuk menjaga informasi khusus atau data-data yang
bersifat rahasia tersebut.
0 komentar: