PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF,INGKARAN,KONJUNGSI,DISJUNGSI
Politeknik Negeri Lampung
Manajemen Informatika
RINGKASAN
PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF,INGKARAN,KONJUNGSI,DISJUNGSI
1.
LOGIKA INDUKTIF
Logika induktif adalah cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proposisi tunggal atau partikular tertentu untuk menarik kesimpulan umum tertentu.
Atas dasar fakta dirumuskan kesimpulan umum Kesimpulan adalah generilasis fakta yang memperlihatkan kesamaan Kesimpulan umum harus bisa dianggap sementara
Ciri dasar penalaran induktif selalu tidak lengkap penalaran Induktif tidak dinilai sebagai valid, tapi berdasarkan probabilita (kemungkinan).
Cara Penalaran InduktifProses induksi mulai berdasarkan kejadian-kejadian, gejala partikular.Penal induksi aalah proses penalaran berdasarkan pengertian partikular/ premis untuk menghasilkan pengertian umum/ kesimpulan.
Tiga Ciri Penalaran Induktif:
1.
Premis penal induktif adalah
proposisi empiris yang ditangkap indera
2. Kesimpulan dalam penalaran induksi lebih luas
daripada apa yang dinyatakan dalam premis.
3. Meski kesimpulan
tidak mengikat, tapi manusia menerimanya. Jadi konklusi induksi punya
kredibilitas rasional (probabilitas).
Generalisasi Induktif
Generalisasi Induktif
Adalah proses
penalaran berdasarkan pengamatan atas gejala dengan sifat tertentu untuk
menarik kesimpulan tentang semua.
Prinsip : Apa
yang terjadi beberapa kali dalam kondisi tertentu diharapkan akan selalu
terjadi bila kondisi yang sama terpenuhi
Tiga Syarat
Membuat Generelasasi:
-Tidak terbatas
secara numerik
-Tidak terbatas
secara spasio temporal, harus berlaku di mana saja.
-Dapat
dijadikan dasar pengandaian.
Analogi
Induktif:
Terjadi
apabila selalu memperhatikan kesamaan. Proses penalaran untuk menarik
kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala
khusus yang lain yang punya sifat esensial yang sama. Kesimpulan bersifat
khusus.
Contoh:
Contoh:
Premis 1 : ikan 1 bernafas dengan insang.
Premis 2 : ikan 2 bernafas dengan insang.
Premis 3 : ikan 3 bernafas dengan insang.
Premis 4 : ikan 4 bernafas dengan insang.
Premis 5 : ikan 5 bernafas dengan insang.
Kesimpulan : Semua ikan bernafas
dengan insang .
.
Jadi, analogi induktif menarik kesimpulan berdasarkan persamaan.
Konklusinya berupa proposisi universal. Penalaran induktif, konklusinya lebih luas daripada premis-premis.
2.
LOGIKA DEDUKTIF
Pengertian logika deduktif adalah ‘sistem
penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah berdasarkan
bentuknya (form) serta kesimpulan yang dihasilkan sebagai kemestian yang
diturunkan dari pangkal pikiran yang jernih atau sehat’. Atau logika deduktif
adalah ‘suatu ilmu yang mempelajari asas-asas atau hokum-hukum dalam berfikirm
hokum-hukum tersebut harus ditaati supaya pola berfikirnya benar dan mencapai
kebenaran.
Dalam kajian logika deduktif, secara umum macam-macam
definisi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
·
Definisi nominalis, yaitu ‘definisi yang
menjelaskan sebuah istilah’. Definisi nominalis dibedakan menjadi tiga, yaitu:
(1). definisi
sinonim, yaitu penjelasan dengan memberi arti persamaan dari istilah yang
didefinisikan. Contoh: Valid adalah ‘sahih’; Sawah-ladang adalah ‘lahan
pertanian terbuka’, Universitas adalah lembaga pendidikan tinggi tempat
mendidik mahasiswa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; dan sebagainya;
(2). definisi
simbolik, yaitu penjelasan dengan memberikan persamaan dari istilah berbentuk
simbol-simbol. Contoh, ( p => q ) = df – ( p Λ – q ), di baca, Jika p maka
q, didefinisikan non (p dan non q)
(3).definisi
etimologis, yaitu penjelasan istilah dengan memberikan uraian asal usul istilah
atau kata tersebut. Contoh. pengertian kata ‘filsafat’ berasal dari bahwa
Yunani terdiri dari kata ‘philein’ yang berarti cinta dan ‘sophia’ yang berarti
kebijaksanaan, dan sebagainya.
·
Definisi realis, yaitu ‘penjelasan tentang
sesuatu atau hal yang ditandai oleh suatu istilah’. Definisi realis dibedakan
menjadi dua, yaitu:
(1) definisi
essensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan bagian penting atau
mendasar tentang sesuatu hal yang didefinisikan. Contoh, definisi ‘manusia’,
adalah makhluk yang mempunyai unsur jasad, jiwa dan ruh; Definisi ‘nilai’,
adalah sesuatu yang diagungkan atau dijadikan pedoman hidup.
(2) definisi
deskriptif, yaitu penjelasan dengan cara menunjukkan sifat-sifat atau ciri-ciri
yang dimiliki oleh sesuatu yang didefinisikan. Contoh, Bangsa Indonesia adalah
‘bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
demokrasi dan keadilan’, dan sebagainya.
·
Definisi praktis, yaitu ‘penjelasan tentang
sesuatu istilah atau kata dari segi manfaat dan tujuan yang hendak dicapai’.
Contoh: (1) ‘filsafat’ adalah ‘pemikiran secara kritis, sistematis, rasional,
logis, mendalam dan menyeluruh untuk mencari hakikat kebenaran’; (2)
‘Universitas atau Institut’ adalah lembaga pendidikan tinggi untuk mendidik dan
mencetak sarjana yang berkualitas yang berguna bagi .
Ciri-ciri dari logika deduktif adalah:
·
Analitis
Kesimpulan daya tarik hanya dengan menganalisa
proposisi-proposisi atau premis-premis yang sudah ada
·
Tautologies
Kesimpulan yang ditarik sesungguhnya secara
tersirat sudah terkandung dalam premis-premisnya
·
Apirori
Kesimpulan ditarik tanpa pengamatan indrawi
atau operasi kampus.
·
Argument deduktif selalu dapat nilai sahih atau
tidaknya.
Penyimpulan deduktif, yaitu pengambilan
kesimpulan dari prinsip atau dalil atau kaidah atau hukum menuju contoh-contoh
(kesimpulan dari umum ke khusus). Contoh: (a) – Setiap agama mengakui adanya
Tuhan; – Budiman pemeluk agama Islam; – Jadi, Budiman mengakui (beriman) kepada
Tuhan Yang Esa; (b) – Universitas Gadjah Mada mempunyai beberapa fakultas dan
program studi; – Ani mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik; – Jadi,
Ani mahasiswa Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Logika deduktif bisa berbahaya apabila salah
dalam mengambil/menyusun kesimpulan. contoh:
Premis 1 : Semua karyawan
menggunakan baju kemeja kuning
Premis 2 : jono
seorang karyawan
Kesimpulan : jono menggunakan
baju kemeja kuning
3.
INGKARAN/NEGASI.
Operasi ini merupakan operasi uner yang dilambangkan dengan tanda "~" .atau "
Contoh (1)
p : soekarno presiden pertama indonesia
~p: soekarno bukan presiden pertama indonesia.
Contoh (2)
q : 2 > 5
~q : tidak benar bahwa 2 > 5
INGKARAN/NEGASI.
Operasi ini merupakan operasi uner yang dilambangkan dengan tanda "~" .atau "
¬
".
Ingkaran pernyataan p adalah ~p atau dibaca "tidak benar bahwa p"
atau "non p" atau "negasi dari p".Contoh (1)
p : soekarno presiden pertama indonesia
~p: soekarno bukan presiden pertama indonesia.
Contoh (2)
q : 2 > 5
~q : tidak benar bahwa 2 > 5
4.
KALIMAT YANG
MEMILIKI NILAI KEBENARAN “BENAR DAN SALAH”
Nilai kebenaran suatu proposisi/pernyataan/kalimat hanya ada 2,
yaitu :
Benar (B) / True (T) / 1 jika kalimat memiliki logika yang
benar/logis, dan
Salah (S) / False (F) / 0 jika kalimat memiliki logika yang salah /
tidak logis.
Contoh 1 :
p: Anda orang yang suka menabung (B)
q: Anda suka berfoya foya (S)
5.
KONJUNGSI
Dua
pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan meggunakan kata hubung “dan” untuk
membentuk suatu pernyataan majemuk yang disebut konjungsi dari pernyataan p dan
q. Konjungsi dari pernyataan p dan q dinyatakan dengan:
p ∧ q dibaca “ p
dan q”.
Contoh:
1.
p : Jakarta adalah Ibukota Indonesia.
q : Jakarta terletak di pulau Jawa.
p ∧ q : Jakarta
adalah Ibukota Indonesia dan terletak di pulau Jawa.
2.
P : laptop
tiba-tiba mati
Q : laptop tidak ada batraynya
P ∧ q : laptop tiba-tiba mati dan
laptop tidak ada batraynya
Nilai
Kebenaran
Jika
p bernilai benar dan q bernilai benar maka p ∧ q bernilai benar. Jika salah satu
pernyataan bernilai salah maka p ∧ q bernilai salah.
TABEL KEBENARAN:
P
|
Q
|
P ∧ Q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
6.
DISJUNGSI
Dua
pernyataan p dan q dapat digabung dengan menggunakan kata hubung “atau”
untuk
membentuk sebuah pernyataan baru. Pernyataan majemuk ini disebut dengan
disjungsi.
Disjungsi dari pernyataan p dan q ditulis “p ∨ q” dan dibaca “p disjungsi q
atau
“p atau q”.
Dalam
kehidupan sehari-hari kata “atau” berarti salah satu atau kedua-duanya, dapat
pula salah satu tetapi tidak kedua-duanya.
Contoh:
1.
p : 5 merupakan
bilangan ganjil
q : Kalimantan adalah pulau terbesar di Indonesia
p ∨ q: 5 merupakan
bilangan ganjil atau Kalimantan adalah pulau terbesar di
Indonesia.
2.
p : Dua garis
saling sejajar
q : Dua garis saling berpotongan
p ∨ q : Dua garis
saling sejajar atau saling berpotongan.
Nilai kebenaran pernyataan majemuk disjungsi dari dua pernyataan p
dan q
ditentukan sebagai berikut:
Nilai
Kebenaran
Jika
p bernilai benar dan q bernilai benar atau p dan q kedua-duanya benar maka p ∨ q bernilai
benar. Jika tidak demikian maka p ∨ q bernilai salah. Dengan kata lain disjungsi dari dua pernyataan
salah hanya jika kedua komponennya salah.
TABEL KEBENARAN:
P
|
Q
|
Pvq
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
7.
DISJUNGSI INKLUSIF
adalah jika p dan q merupakan dua buah per-nyataan maka "p
∨
q" bernilai benar (B) jika p dan q keduanya
bernilai benar, atau salah satu bernilai salah, sebaliknya "p ∨
q" bernilai salah (S) jika keduanya bernilai salah.Contoh:
p: Pak Budi orang kaya.
q: Pak Budi rajin bekerja.
p
∨
q: Pak Budi orang kaya atau rajin bekerja.Di sini mempunyai dua pengertian:
(1) Pak Budi orang kaya saja atau rajin bekerja saja tetapi tidak keduanya.
(2) Pak Budi orang kaya saja atau rajin bekerja saja tetapi mungkin juga keduanya.
Tabel nilai kebenaran disjungsi inklusif sebagai berikut:

atau

8.
DISJUNGSI
EKSKLUSIF
Artinya
Disjungsi p dengan q bernilai benar hanya jika salah satu proposisi atomic nya
benar (tapi bukan keduanya).
Contoh
: “Pemenang lomba mendapat
hadiah berupa BB atau IPAD”
Kata
“atau” pada disjungsi di atas digunakan secara eksklusif. Artinya, hadiah yang
dapat dibawa pulang oleh pemenang hanya salah satu dari BB atau IPAD tetapi
tidak bisa keduanya.
Khusus
untuk disjungsi ini, kita gunakan
operator logika xor
Tabel kebenaran untuk operasi
eksklusif or dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
P
|
Q
|
P(+)q
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
0 komentar: